Sebelumnya saya mengucapkan selamat hari raya Galungan kepada semua umat Hindu di dunia. Semoga Ida Sang Hyng Widhi Wasa selalu memberikan anugerah-Nya kepada kita dan seluruh isi alam.
Galungan adalah salah satu hari suci yang sangat bermakna dalam kehidupan uamt Hindu khususnya di Bali. Hari raya Galungan merupakan memiliki arti kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Memang hari raya Galungan di tetapkan sebagai hari libur di Provinsi Bali. Hari libur bukan berarti menghentikan seluruh kegiatan mansyarakat Bali dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang. Hal ini disebabkan hari raya Galungan, memliki rangkaian hari dalam penyambutannya yang berkaitan dengan dunia ekonomi Bali, yang besar kecilnya akan berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Nah, berikut ini beberapa pengaruh hari raya
Galungan terhadap pertumbuhan ekonomi Bali :
1.
Kenaikan harga sembako
antara lain terjadi di Pasar Tradisional Bali. Kenaikan harga sembako di pasar
terbesar terjadi di Jembrana ini berkisar antara 500 hingga 1000 rupiah dari
harga. Kenaikan harga yang signifikan terjadi pada harga gula pasir,
dari Rp2.000 pada bulan lalu menjadi Rp3.000 per kilogram. Lalu daging ayam
naik, dari Rp4.000 menjadi Rp5.000 per kilogram. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan sembako pada hari raya Galungan yang membuat penjual
menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang lebih serta menutupi biaya
distribusi yang meningkat pada hari raya (Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Bali, 2012)
2.
Kebutuhan uang tunai menjelang Hari Raya
Galungan di Denpasar cukup tinggi. Hal ini ditunjukan dengan Hal itu transaksi di pegadaian mencapai Rp
600 juta per hari. Pada hari biasa, transaksi kami hanya Rp 480 juta per hari
atau Kenaikan pertumbuhan masyarakat yang menggadaikan harta berharganya,
seperti emas, kendaraan bermotor, hingga produk elektronik mencapai 25 persen
dibanding hari biasa. 90 persen barang yang digadaikan adalah perhiasan emas
dan berlian. Sementara barang lainnya merupakan barang gudang dan barang
elektronik misalnya TV, motor, mobil, ponsel, laptop, dan yang lainnya. (PT.
Pegadaian (Persero), 2012)
3.
Seperti Hari Raya Galungan sebelum – sebelumnya,
tingkat konsumsi masyarakat Bali cenderung mengalami peningkatan. Hal itu dapat
dilihat dari Indeks Tendensi Konsumen pada Triwulan I tahun 2012 yang
didalamnya terdapat hari raya Galungan menunjukan ITK sebesar 105,33 yang
mengalami kenaikan pada Triwulan II sebesar 108,68. ITK sendiri meliputi
konsumsi terhadap Sembako serta kaitannya dengan inflasi.
4.
Pariwisata merupakan salah satu sector pembangun
ekonomi Bali. Pada saat peringatan
hari – hari besar di Bali, contohnya Galungan akan membawa dampak positif yg
cukup signifikan terhadap pariwisata Bali. Hal itu ditunjukan dengan naiknya
kunjungan sebesar 7,73% dibanding sebelum hari raya Galungan baik wisatawan
domestic maupun mancanegara utamanya Australia dan China. Obyek yang paling
banyak dikujungi yaitu daerah wisata pura seperti Tanah Lot dan Besakih, selain
itu KebunRaya Bedugul juga menjadi salah satu favorit. Selain itu ritual –
ritual unik yang dilakukan uamt Hindu Bali juga sangat menarik minat wisatawan
untuk datang ke Bali. (BPS Bali, 2012)
5. Galungan
dapat mengurangi jumlah pengangguran, hal itu ditunjukkan pada statistic Pada
Februari 2011, komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jam kerja perminggu,
terlihat mengalami perubahan yang signifikan, cukup berbeda dari kondisi
sebelumnya yang tidak menunjukkan fluktuasi tinggi dari waktu ke waktu.
Persentase jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja 1 - 34 jam perminggu
meningkat tajam dari bulan Januari 2011 yaitu
dari sebesar 22,13 persen (493,47 ribu orang) menjadi sebesar 40,94
persen (924,80 ribu orang). Hal ini disebabkan pada Hari Raya Galungan terdapat
beberapa usaha – usaha musiman yang banyak menyedot pegawai seperti pembuatan
Penjor, sesajen, dupa, dan peralatan untuk melakukan ritual lainnya. (BPS BALI
2011)
6. Penjualan
barang – barang penunjang kegiatan upacara hari raya Galungan seperti penjor, bambu,
dupa, canang, dan sebagainya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Menjelang Galungan, penjualan dupa rata - rata meningkat
sepuluh hingga 15 %, jika dibandingkan hari biasanya, sedangkan pada penjor dan
janur bahkan mengalami peningkatan sebesar 100%. Dari penjualan ini
diperkirakan menghasilkan transaksi sebesar Rp. 20 milyar.
7. Peningkatan
pendapatan yang diproleh masyarakat Bali pada hari raya Galungan pada umumnya
akan mengalami peningkatan. Hal itu ditunjang dengan adanya beberapa tambahan
pemasukan dari instansi mereka bekerja yang sering kali disebut THR. Selain itu
masyarakat Bali yang pada umumnya bergantung pada sector wiata mendapatkan
tambahan pendapatan akibat naiknya tingkat kunjungan wisata ke Bali, bagi
masyarakat berekonomi kelas bawah akan mendapatkan pendapatan yang diperoleh
dari sedekah atau dana punia yang biasanya meningkat jumlahnya pada hari raya
Galungann.
Dari
7 dampak yang telah disebutkan, hari raya Galungan memiliki dampak yang sangat
positif bagi pertumbuhan perekonomian Bali.
Dari
segi factor – factor penentu pertumbuhan ekonomi :
1. Kewirausahaan
: Pada hari raya galungan, tingkat kewirausahaan akan meningkat, seiring denganmembludaknya permintaan terhadap sarana upacara galungan yang menuntut
banyaknya penjual yang dapat diisi oleh usahawan
2. Tenaga
Kerja : Pada hari raya galungan sangat banyak dibuka unit – unit usaha yang
berkaitan dengan sarana upacara, dari sector ini sangat banyak menyerap tenaga
kerja.
3. Terjadi
peningkatan transaksi walaupun harga – harga barang meningkat dan tetap
dibarengi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat serta hasrat untuk
meningkatkan konsumsi. Yang menyebabkan kurva keseimbangan pasar akan bergeser
ke kanan yang peningkatan pertumbuhan ekonomi.
4. Meningkatnya
pendapatan daerah Bali akibat meningkatnya kunjungan wisatawan pada hari raya galungan.
5. Stok barang modal
yang cukup merata, yang ditunjukkan dengan tidak adanya kelangkaan pada Galungan. Hal ini disebaban oleh antisipasi masyarakat dan pemerintah yang
cukup baik dalam pengaalokasian barang modal